Powered By Blogger

Friday, July 3, 2020

TENTUKAN HARGA ANDA!




Aisyah, 25 tahun, keluar dari ruang direksi, dengan wajah bersungut. Tak biasa, memang. Apalagi Aisyah dikenal di lingkungan tempat bekerja sebagasi karyawati yang humoris, berpembawaan ceria dan patut diberi acungan jempol - loyal bahkan cenderung bersikap mengabdi pada perusahaan.

"Permohonan kenaikan gaji yang gue ajukan tiga bulan lalu, ditolak. Padahal, gue sudah nego sana sini dengan pihak direksi.

Pekerjaan jangan tanya, dan loyalitas gue juga enggak usah diragukan, tapi itu semua enggak dijadikan pertimbangan. Permintaan kenaikan gaji yang gue ajukan, juga masih batas wajar-wajar, kok," celotehnya ketika kami makan siang di sebuah resto di sebuah mal di Jakarta Selatan.

Gambaran di atas, merupakan salah satu bentuk konflik yang acap muncul dalam sebuah perusahaan. Urusan gaji, memang menjadi salah satu konflik yang sering muncul, dan buntutnya biasanya - pihak karyawanlah yang menelan kecewa. Dan, sebab ketidakpuasan soal perolehan ini juga, yang paling sering menimbulkan "gerakan".

Sebenarnya, adu urat alias bersitegang saraf gara-gara gaji antara direksi dan karyawan, bisa tidak terjadi, hanya yang intens dan baik di antara kedua belah pihak. Apalagi sebagai pekerja profesional, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menentukan dan menaikkan harga atau gaji dalam bekerja. Di antaranya, bekerja sesuai dengan keahlian, mengikuti aturan memben kan yang terbaik pada perusahaan, sehingga perusahaan mengalami kemajuaan atas kehadiran Anda. Dengan demikian, hanya perusahaan yang profesionallah yang bisa mengimbangi dengan memberikan perolehan layak, diikuti kesejahteraan dan kondisi kerja yang sehat pula.

Gila Kerja
Lain halnya bila Anda ingin menjadi orang yang gila kerja, yang mungkin tak terlampau mempermasalahkan perolehan. Namun begitu, tetap harus ada yang Anda pahami secara mendalam, berapa besar harga Anda? Sudahkah sesuai atau seimbang pendapatan yang diperoleh, dengan kewajiban yang Anda berikan pada perusahaan? Bila tidak sesuai, Anda bisa menuntut, karena itu hak yang harus Anda miliki. Yang perlu Anda sadari, bahwa harga dalam bekerja, berhubungan dengan kelangsungan hidup. Oleh karena itu, sebelum menuntut kenaikan gaji, tak ada salahnya untuk terlebih dulu melakukan riset. Riset bisa menjadi langkah awal meneliti struktur upah dan cara menggolongkan pegawai, sebagai antisipasi terjadinya manipulasi dan pembodohan dari pihak pengusaha.

Tak Berarti Menjilat
Melakukan pendekatan pribadi pada atasan bukan pekerjaan menjilat atau cari muka. Selama melakukannya sesuai dengan prosedur, itu suatu hal yang wajac Bilapun hal itu ditangkap dengan sikap tidak senang oleh karyawan lain, itu merupakan dinamika perusahaan. Dalam perusahaan, setiap karyawan mempunyai kepentingan masingmasing.

Untuk mendekati atasan pun, jangan salah orang. Cari orang yang tepat agar tidak salah melakukan pendekatan, sehingga bisa berakibat fatal atas kelangsungan pekerjaan. Semisal, dekati pemegang keputusan atau manajemen yang memiliki hubungan dengan gaji. Di situ, langkah Anda sangat menenbangun nilai diri Anda. Lalu, miliki bukti bahwa Anda orang yang berprestasi. Namun, Anda juga harus objektif. Dalam menentukan gaji yang layak, harus melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Hampir kebanyakan karyawan menuntut dinaikan gaji, tapi tidak melihat kedua unsur ini. Seperti, pengalaman kerja sedikit, latar belakang pendidikan rendah, tapi meminta gaji tinggi. Hal ini tentu suatu tindakan yang konyol dan salah besar. Malah ketika pengajuan kenaikan gaji penampilan rapi, maka sebaiknya Anda mengikutinya.

Keempat, rajin tatap muka dengan atasan. Walau terkesan menjilat, tetapi langkah ini tergolong ampuh. Adalah sangat penting untuk mengambil hati atasan. Karena, atasan tidak akan tahu prestasi Anda jika hanya dekat dengan rekan semeja kerja. Kadang-kadang atasan super sibuk, karena banyak urusan sehingga tidak punya waktu untuk tatap muka dengan karyawan. Kondisi itu bisa Anda yang patut diperhatikan guna meningkatkan derajat di kantor. Pertama, adalah jadikan ucapan atasan sebagai referensi. Karena seorang atasan akan merasa dihormati, bila bawahannya selalu mengingat kata-katanya. Oleh karena itu, perhatikan secara hikmat kata yang diucapkan atasan, lalu jadikan referensi.

Kedua, jangan takut minta saran pada atasan. Walau sudah tahu apa yang akan dilakukan, namun tidak ada salahnya bila meminta saran atasan. Hal ini menunjukan bahwa opininya sangat berharga. Tanyakan hal yang berkaitan dengan keahliannya dalam pekerjaan. Misalnya, "Sebagai orang terkenal bapak pasti banyak kenal orang penting. Menurut bapak, siapa kira-kira yang perlu diundang dalam acara launching produk baru nanti?"

Ketiga, menjaga penampilan. Penampilan merupakan hal pertama yang dilihat orang dan cukup berpengaruh pada penilaian, serta menjadi poin penting dalam dunia kerja. Perlu diingat, penampilan tidak hanya menunjukan busana saja, namun bahasa tubuh, tingkah laku, juga masuk dalam penampilan.

Memang, tidak semua perusahaan menganjurkan karyawannya untuk berpenampilan formal. Begitupun, bukan berarti karyawan sesuka hati memakai pakaian untuk bekerja. Jangan terjemahkan santai dalam gaya hidup yang bebas. Bila perusahaan membuat undang-undang tentang penampilan rapi, maka sebaiknya Anda mengikutinya.

Keempat, rajin tatap muka dengan atasan. Walau terkesan menjilat, tetapi langkah ini tergolong ampuh. Adalah sangat penting untuk mengambil hati atasan. Karena, atasan tidak akan tahu prestasi Anda jika hanya dekat dengan rekan semeja kerja. Kadang-kadang atasan super sibuk, karena banyak urusan sehingga tidak punya waktu untuk tatap muka dengan karyawan. Kondisi itu bisa Anda memanfaatkan untuk menjalin kedekatan.

Untuk itu, ketika berpapasan di halaman kantor atau dalam lift gedung tempat bekerja, jangan pernah ragu untuk membuka pembicaraan. Semakin sering bertatap muka dengan atasan semakin familiar dan populer Anda di mata atasan.

Kelima, bersuara saat meeting. Untuk menghindari penilaian bodoh dalam lingkungan kerja, Anda harus banyak berbicara di saat meeting. Untuk itu, sebelum meeting sebaiknya Anda mempersiapkan bahan yang akan dibahas.

Tina Flaherry penulis "Talk Your Way to The Top", artinya, duduk diam selama meeting bisa menurunkan karier. Dalam pertemuan Anda harus aktif dan jangan sampai terlihat seperti orang yang tidak mempunyai motivasi. Lalu, cobalah temukan hal-hal yang baru, untuk kemudian lontarkan dalam pertemuan.

Dan, di saat Anda kehabisan bahan bicara,jangan biarkan peluang bicara Anda diambil oleh rekan kerja yang lain. Sekalipun sudah kehabisan ide bicara, tapi segeralah membonceng pembicaraan milik rekan kerja yang lain. Lalu ikut berkomentar. Cara lain yang cukup spektakuler mengambil posisi duduk strategis dekat atasan atau kepala rapat, di setiap saat rapat kantor. Dengan duduk berdekatan dengan pusat kekuasaan kantor maka secara otomatis Anda mudah mendapat citra. Anda pun terlihat sepetti orang dalam, yang tahu rahasia perusahaan. Dalam hal ini, setidaknya Anda menjadi bahan perhatian oleh karyawan lain.

No comments:

Post a Comment

PERCEPATAN SINKRONISASI DAPODIK, LPJ BOS TAHAP I, II 2020 DAN PENGISIAN RAPOR MUTU TAHUN 2019

Menindaklanjuti surat Dirjen Pauddasmen Nomor 7160/C/KU/2020 hal Persiapan Penyaluran Dana BOS tahap III Tahun 2020, Surat Pemberitah...