Powered By Blogger

Friday, July 3, 2020

PROGRAM ULANG PEMIKIRAN YANG SALAH



Pada saat manusia lahir, pikirannya benar benar masih kosong, putih  bersih. Kita hanya dibekali reflek reflek untuk bertahan hidup. Jika telapak tangan disentuh, otomatis kita akan menggenggamnya dengan kuat. Jika bibir kita disentuh, otomatis mulut akan terbuka dan mulai menghisap apapun yang masuk ke mulut. Apakah itu puting susu ibu kita, atau mainan kakak kita, semua akan kita hisap dengan gerakan yang sudah di programkan.

Kita tumbuh sebagai sosok yang kuat dan selalu berusaha  secara maksimal untuk belajar segala sesuatu dan menirukan apapun yang terjadi di sekitar kita. Kita melihat ibu kita, kakak kita atau siapapun tengkurap kalau sedang  mengudang kita supaya bisa berhadapan muka, maka secara otomatis kita belajar tengkurap. Upaya pertama gagal, kedua gagal, ke tiga juga gagal, hampir berhasil dan jatuh sehingga kepala kebentur lantai. Kita menangis tetapi mencoba lagi dan mencoba lagi sampai berhasil. Tidak satupun bayi punya pemikiran seperti kebanyakan kita sekarang :”Iyaaa, ibu besar, kakak besar, mereka bisa tengkurap. Saya ini kecil, lemah, pasti nggak bisa tengkurap. Buktinya, saya sudah mencoba berulangkali, kepala  kebentur lantai, sakit tahuuu .... Sudahlah saya tidak akan mencoba lagi. Saya sudah ditakdirkan untuk telentang terus”. Kalau saja si bayi itu seperti kita yang sekarang, pastilah lebih enak telentang daripada mencoba tengkurap yang sering gagal. Belum lagi setelah tengkurap nanti harus bisa duduk, kemudian bisa merangkak....nggak habis habis masalahnya. Lebih enak seumur hidup telentang. Kemudian mulailah pemrograman pikiran oleh orang sekitar kita. Oleh pembantu kita diajak mengunjungi temannya. Disana mereka bergunjing tentang sulitnya cari uang, bekerja keras dengan hasil sedikit, majikan yang jahat. Kemudian kita diajak ibu untuk pinjam uang ke tetangga. Ketika ditolak, ibu marah marah dan ngomel sepanjang jalan :”Orang kaya pelit, uang nggak dibawa mati saja”.

Guru ngaji kita cerita tentang nabi Muhammad SAW. Kesukaannya cerita tentang bagian bagian ketika nabi miskin. Karena gurunya belum kaya, tentu mencari contoh contoh yang sesuai dengan kondisi dirinya. Mereka cerita perut nabi diganjal batu bata karena lapar. Padahal nabi miskin itu hanya sebentar, ketika baru hijrah ke Madinah dan meninggalkan ibu Khadijah (+kekayaannya) di Makkah. Mereka tidak berani cerita bahwa nabi itu kaya tetapi hidup  sederhana. Akhirnya kita berpikir bahwa lebih mulia menjadi miskin  dibanding menjadi menjadi kaya. Ada tuntunan yang mengatakan “lebih mudah memasukkan onta ke lubang jarum  dibanding memasukkan orang kaya ke surga”. begitu pula ada lagi mentakut takuti bahwa orang kaya akan dihisap lebih lama. Mereka lupa bahwa Allah itu maha cerdas. Untuk apa Dia tanya tanya kepada kita apa yang kita lakukan di dunia ?. Dia pastinya sudah memasang chip canggih di kita dan tinggal melihat apa yang tercatat di chip itu.

Ayah kita yang pekerja keras selalu mengatakan bahwa orang nganggur  itu hina. Orang harus bekerja keras mencari nafkah, pensiun itu berarti akhir dari segalanya, begitu kata embah kita yang baru pensiun. Kalau ada orang bertanya ke kita : ”Besok kalau besar akan jadi apa ?”,  hampir pasti kita diwajibkan menjawab jadi dokter, tentara, hakim,  pengusaha dan lain lain. Kalau ada anak yang menjawab dengan benar yaitu menjadi kaya supaya bisa membantu banyak orang, pasti dilanjutkan dengan pertanyaan : ”Iya...untuk menjadi kaya itu kamu menjadi apa ?”. Begitulah masukan masukan salah tentang uang dan kaya masuk ke pikiran kita. Kita diprogram untuk sekolah yang pintar supaya besok mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi dan menjadi kaya. Padahal tidak ada orang bisa kaya dengan cara itu. Semakin besar penghasilan (aktif) kita, semakin besar pula masalah keuangannya. Itu sudah terbukti.

Begitulah kita sejak lahir diprogram oleh lingkungan kita. Sampai usia 7 tahun, kita menyerap semuanya tanpa filter. Kemudian pola pikir yang sudah masuk tadi akan membentuk filter sampai usia 13 tahun. Filternya  adalah pemikiran yang sama, sedangkan pemikiran yang berbeda dilarang masuk. Usia 13 -18 filter tambah sempurna dan sejak usia 18 tahun kita sudah sulit untuk berubah. Di bidang yang lain kita juga mendapat masukan tergantung lingkungan kita. Baik di bidang keluarga, sosial, kesehatan fisik, kesehatan mental, agama maupun yang lain. Tidak ada satupun yang ada di pemikiran kita ini yang asli dari kita. Semua hasil pemrograman dari orang lain.

Kalau ada yang bertanya sopo ingsun ? atau siapa diri kita ? Jawabannya adalah : ”Kita ini makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, selalu berhasil mencapai apa yang kita inginkan, disukai semua orang dan menyukai semua orang, tidak memiliki musuh, semua adalah saudara dan teman....

kemudian pikiran kita diisi dengan pikiran pikiran milik orang lain dan jadilah kita seperti sekarang”. Jika kita lebih senang bekerja mencari uang dibanding bekerja  membangun aset, itu disebabkan karena kita lahir, besar dan dewasa di lingkungan seperti itu. Akibatnya kita menjadi yang 95% orang berebut  5% kekayaan dunia. Disisi lain ada 5% orang yang sejak kecil atau ditengah kehidupannya menemukan mentor yang tepat, yang bekerja membangun aset, dan mereka memiliki 95% kekayaan dunia. Yang satu harus bekerja sampai tua/mati, yang satu bisa santai dan menikmati hidup.

Sekarang kita sudah bisa memilih mau menjadi yang mana ? Jika kita menjadi predator anak, maka pasti ada pengalaman kita dengan predator anak di masa kecil kita. Jika kita senang menyiksa isteri, pasti dulu kita pernah bergaul dengan penyiksa isteri, atau kita pernah disiksa sehingga ada perasaan harus membalas dendam kepada sesuatu. Jika kita memusuhi orang Yahudi, atau orang Arab, atau orang Jepang, atau orang Rusia, atau orang Korea, atau orang Malaysia, atau orang Cina, atau orang Padang, atau orang Sunda. Maka hampir pasti dalam 
perjalanan hidup kita, kita pernah berkumpul atau berguru kepada orang  yang membenci orang Yahudi, atau orang Arab atau orang Cina, atau orang Jepang, atau orang Rusia, atau orang Korea, atau orang Malaysia, atau orang Padang, atau orang Sunda yang memperkuatnya dengan dalil -dalil adat, patriotisme, kebangsaan atau agama. Itulah yang kemudian kita anggap sebagai kebenaran. Kalau yang berhubungan dengan agama, dianggap sebagai iman yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Di ajaran agama manapun memang ada bagian bagian ajaran yang tidak suka dengan etnis tertentu.

Penyebabnya mungkin karena ada satu dua orang dari etnis itu yang dulu berbuat kurang baik pada tokoh atau masyarakat saat itu. Padahal hampir semua etnis selalu ada orang baik dan orang yang buruk. Di tahun 1942 - 1945, semua orang Jepang di Amerika mengalami perlakuan buruk. Semua orang Jepang dianggap tidak bisa dipercaya, karena tentara Jepang menyerang Pearl Harbour tanpa peringatan. Strategi perang membuat semua bangsa Jepang dianggap sama yaitu curang dan tidak bisa dipercaya.

Selama ratusan tahun, Jawa dan Sunda secara kultural bermusuhan karena efek perang Bubat di jaman Mojopahit. Sampai saat ini Anda tidak akan menjumpai jalan Gajahmada atau Majapahit di Bandung. Begitu juga gadis Sunda dan jejaka Jawa masih sering dihambat oleh keluarganya untuk menikah. Perang ratusan tahun lalu mempengaruhi pola pikir kita sampai sekarang, karena terus dipertahankan lewat kidung kidung, rontal dan kitab kitab.

Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, *ada 4 bidang kehidupan yang kita sepenuhnya dikendalikan oleh bawah sadar kita, Yaitu sex,  agama, politik dan keuangan.* Tidak ada logika disini. Kalaupun ada dan berlawanan dengan program bawah sadarnya, tidak akan bertahan lama karena pasti tidak tahan menghadapi penolakan penolakan di bawah sadar. Kecuali bawah sadar Anda yang dirubah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan Anda sekarang.

Khususnya di bidang keuangan. Jadi, kalau kita bertanya lagi : ”Siapakah aku ?”, jawabnya :   "Aku ini makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, selalu berhasil mencapai apa yang aku inginkan, disukai semua orang dan menyukai semua orang, 
tidak memiliki musuh, semua adalah saudara dan teman kemudian pikiranku diisi dengan pikiran pikiran milik orang lain dan jadilah aku seperti yang sekarang ini. Seandainya pikiranku diisi oleh orang yang berbeda, akupun akan memiliki pemikiran yang berbeda pula”.

 Di dunia ini sebenarnya tidak ada kejadian yang benar atau salah, tidak ada hal baik atau buruk. Semua kejadian itu netral. Kita hanya menafsirkan kejadian kejadian itu berdasarkan masukan dari pancaindra kita yang kemudian dinilai oleh norma norma di pikiran bawah sadar kita. Kita anggap benar atau baik jika cocok dengan program di bawah sadar kita yang diisi oleh orang lain. Kita anggap salah atau buruk jika tidak cocok dengan program bawah sadar kita yang diisi oleh orang lain juga.

Apapun yang kita katakan benar, selalu ada orang di luar kita yang mengatakannya salah. Belum pernah ada satupun hal benar atau hal salah yang disepakati seluruh orang di dunia. Kalau toh ada, itupun belum tentu benar dan belum tentu salah. Hanya Allah yang mengetahui nya.

Sebagai penutup, jadilah diri Anda sendiri sebagaimana ANDA  DICIPTAKAN ALLAH, bukan Anda yang diprogram oleh sesama  manusia. Anda adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, 

selalu berhasil mencapai apa yang Anda inginkan, disukai semua orang  dan menyukai semua orang, tidak memiliki musuh, semua adalah saudara dan teman Anda. Stop sampai disitu, karena kelanjutannya hanyalah pemrograman orang lain. Ada pepatah cina yang mengatakan bahwa seribu teman itu masih kurang, satu musuh sudah kebanyakan.

No comments:

Post a Comment

PERCEPATAN SINKRONISASI DAPODIK, LPJ BOS TAHAP I, II 2020 DAN PENGISIAN RAPOR MUTU TAHUN 2019

Menindaklanjuti surat Dirjen Pauddasmen Nomor 7160/C/KU/2020 hal Persiapan Penyaluran Dana BOS tahap III Tahun 2020, Surat Pemberitah...