Powered By Blogger

Saturday, December 14, 2019

TAWADHU DALAM SETIAP GERAK-GERIKNYA

Rasulullah SAW adalah insan yang sempurna akhlaknya. Semua yang dilakukan oleh Beliau, baik perbuatan maupun ucapannya merupakan teladan yang terbaik bagi umatnya. Bahkan dalam hal yang sangat sederhana sekalipun, seperti cara berjalan dan duduknya.

Bagaimanakah keindahan Rasulullah dalam berjalan?
Sahabat Abu Hurairah r.a meriwayatkan, "Saya tidak pernah melihat apapun yang lebih indah dari Rasulullah, seolah-olah matahari beredar di wajah beliau. Saya juga tidak pernah melihat seseorang yang jalannya lebih cepat daripada Rasulullah, seolah-olah bumi dilipat untuk Beliau. Sungguh, kami perlu bersusah-payah untuk mempercepat langkah untuk mengejarnya. Sedangkan Beliau SAW tidak perlu melakukannya dengan susah payah." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Abu Syaikh, dan Ibnu Sa'd)

Ini adalah keistimewaan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW berjalan dengan mengangkat kaki, seakan-akan Beliau sedang menuruni tanah yang landai/tangga. Yaitu cepat, dan pandangannya lurus ke depan.

Jika beliau dipanggil, maka akan menoleh dengan badannya secara keseluruhan, bukan kepalanya saja. Dan Beliau menjawab panggilan tersebut dengan jawaban yang sopan yaitu 'labbaik'.

Itulah keindahan akhlak Rasulullah SAW saat berjalan.

Bagaimana cara Rasulullah duduk?
Para sahabat meriwayatkan, bahwa terdapat beberapa posisi duduk Rasulullah SAW. Di antaranya adalah,

Duduk قرفصاء atau احتبى, yaitu duduk dengan cara telapak kaki ditegakkan atau diletakkan ke tanah, lutut dekat ke bahu, dan paha dirapatkan ke perut/dada. Dan tangan memeluk lututnya untuk menahan agar tidak jatuh. Duduk  قرفصاء adalah duduk orang-orang kalangan biasa dan Rasulullah pun duduk seperti mereka. Rasulullah tidak duduk seperti duduknya raja yang dengan bersandar dan penuh kesombongan. Ini semua menunjukkan sifat tawadhu Beliau.

Seorang shahabiyah yang bernama Wasilah binti Makhromah meriwayatkan, "Qailah melihat Rasulullah SAW di dalam masjid sedang duduk dengan lutut diangkat menempel pada perut (قرفصاء). Qailah berkata, 'Ketika saya melihat Rasul dengan sangat khusyu', saya gemetar karena khawatir.'" (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Bukhari)

Abu Sa'ad Al-Khudzri r.a meriwayatkan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا جلس في المسجد احتبى بيديه

"Adapun Rasulullah SAW jika duduk di dalam masjid, duduk dengan memeluk lutut dengan kedua tangannya."

Namun ini dilakukan oleh Beliau pada selain waktu sesudah subuh. Karena Rasulullah SAW duduk bersila di dalam majelisnya sesudah subuh sampai naik matahari (waktu isyraq).

Saat makan, kadang-kadang Beliau duduk di atas kedua telapak kakinya. Kadang-kadang Beliau duduk dengan mengangkat kaki kanannya dan duduk di atas telapak kaki kirinya. Dalam riwayat lain, Nabi SAW duduk seperti tasyahud, tapi kedua lututnya menempel. Salah satu faedah dari semua posisi duduk ini adalah untuk mempersempit lambung supaya makannya tidak banyak.

Rasulullah saw bersabda, " Aku tidak makan dalam keadaan bersandar. Aku ini seorang hamba Allah. Aku makan sebagaimana makannya seorang hamba. Dan aku duduk sebagaimana duduknya seorang hamba."

Lihatlah Nabi SAW! Jalannya tawadhu, duduknya pun tawadhu. Tidak ada orang yang memiliki sifat tawadhu melebihi Beliau SAW.

Jika kita ingin mengambil bagian dari Rasulullah, hendaknya kita mengikuti sikap-sikapnya yang terpuji. Dan ini bisa kita mulai dari hal kecil, seperti memperbaiki cara berjalan dan duduk kita.

Dikutip dari Ceramah Habib Ali Zainal Abidin Al-Hamid dan Buku Pribadi Muhammad SAW.

اللهم صل على سيدنا محمد النبي الامي وعلى اله وصحبه وسلم

No comments:

Post a Comment

PERCEPATAN SINKRONISASI DAPODIK, LPJ BOS TAHAP I, II 2020 DAN PENGISIAN RAPOR MUTU TAHUN 2019

Menindaklanjuti surat Dirjen Pauddasmen Nomor 7160/C/KU/2020 hal Persiapan Penyaluran Dana BOS tahap III Tahun 2020, Surat Pemberitah...